Wednesday, October 22, 2014

de speak: Smartphones. Dumb Users.




Hello World!

Menulis postingan kali ini hampir seperti masa mengandung dan melahirkan bayi manusia. Tepat 8 bulan sejak postingan terakhir di blog ini.

Postingan kali ini membahas sesuatu yang seharusnya semua yang melek Internet tahu, Media Sosial atau di bahasa aslinya Social Media.

Sebelum menuju topik utama, ada setidaknya dua hal menarik yang terjadi ketika penulisan postingan ini:
1. Sebelum masuk ke halaman editor blog ini, terlihat postingan bertema serupa dari AngsaJenius di kolom reading list berjudul SOCMED, KEPLESET PAMER.
2. Lalu melihat daftar postingan sendiri, ternyata ada draft postingan yang belum diterbitkan, tertanggal 26 Februari 2014 yang isinya sebagai berikut:

Ternyata keinginan untuk menulis mengenai media sosial ini sudah lama ada di kepala! Kemudian DHUARR! Seakan seluruh alam semesta ini ikut mendukung.

Nah, lanjut dari draft yang terlupa, nih. Siapa sih yang sekarang tidak punya akun Facebook atau Twitter? Kemunculan internet di Indonesia pada awal 90-an hingga berjamurnya penggunaan media sosial pada dekade ini ternyata punya banyak efek. Menurut opini saya (saya bilang opini karena belum didukung riset yang mendalam, hanya dapat dirasakan secara kasat mata), beberapa efek positifnya:

  1. Ekonomi bertumbuh lebih cepat.
  2. Adanya kemudahan menerima informasi bahkan dari tempat yang sangat jauh berbeda.
  3. Sesuatu SANGAT MUDAH dicari di internet: dari penjelasan mengenai Teori Relativitas milik Albert Einstein hingga cara membuat sayur lodeh bisa didapat di internet.

Nah, Internet ini sangat berkembang didukung juga dengan perkembangan teknologi Smartphone (ponsel pintar) dengan berbagai merek dan berbagai sistem operasi yang digunakan. Orang dengan sangat mudah mencapai internet di mana saja, kapan saja. Sayangnya hal ini menjadikan beberapa hal berkembang ke arah negatif. Beberapa yang bisa saya tangkap sebagai berikut:


1. Budaya pamer
Budaya pamer ini sih sebenernya bisa saja diarahkan menjadi positif, tapi sepertinya memang banyak negatifnya, IMHO. Hashtag twitter dan instagram yang berisi #OOTD atau Outfit of The Day termasuk salah satu contoh yang bisa saja "Kepleset pamer", kalau mengambil istilah AngsaJenius. Lebih banyak dibahas di link postingan dari AngsaJenius di atas.

2. Budaya serba-instan
Dari efek positif di atas, sesuatu sangat mudah dicari di internet. Tetapi, hal ini membuat banyak dari kita menginginkan sesuatu dengan instan, segera, secepatnya, tanpa mau tahu dengan prosesnya. Kalau bisa, segala sesuatunya asal bisa dibayar, kelar!

3. Budaya mencela
Dalam hidup, tidak semua berjalan sesuai dengan keinginan kita. Kadang-kadang, kita menggunakan media sosial untuk curhat, bahkan cenderung mencela. Kasus Florence Sihombing menjadi salah satu contohnya. Tidak puas dengan pelayanan publik, dengan enteng menghina banyak pihak, meskipun kemudian meminta maaf. 

4. Budaya cyber-bullying
Nah, ini sebenarnya hampir sama dengan budaya mencela, tapi dengan spesifik ke akun/orang tertentu dan cenderung dilakukan secara berjamaah. Dalam kasus Florence Sihombing di atas, publik di dunia maya dengan enteng pula mencela, mengedit foto, menjelek-jelekkan Flo, yang notabene juga manusia biasa. Just imagine if you're standing on her shoes.

5. Budaya tanpa tabayyun
Pesan berantai di BBM mungkin saja salah satu fitur yang berguna ketika mengundang banyak orang menghadiri acara yang kita adakan. Mengunggah status mengenai keadaan seseorang (entah melahirkan atau meninggal) bisa saja sangat berguna untuk orang yang peduli. Tetapi nyatanya, banyak pesan berantai yang langsung disebar ulang tanpa tabayyun, tanpa konfirmasi, tanpa klarifikasi. Hal ini sangat merugikan, apalagi jika berita yang disebar ternyata adalah hoax (berita palsu).

6. Opini mengalahkan fakta

Efek ini sangat bahaya! Sekarang, sebuah isu yang menjadi trending topic di Twitter kemudian menjadi sebuah kebenaran. Banyak dibicarakan menjadi banyak dipercaya.
Padahal, media sosial bisa jadi merupakan sebuah hasil rekayasa.

Buat yang mau tahu tentang hal-hal bodoh yang kemudian kita lakukan sejak adanya smartphone bisa cek link ini.


*kretek-kretek* *ngulet 'dikit*

Cukup lelah membuat postingan ini ternyata, setelah sekian lama tidak menulis.
Hehehe.

Buat pembaca, terima kasih sudah membaca opini yang melip ini.